Mengapa Saham HEAL Akhir-Akhir ini Layak Diperhatikan? PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) adalah salah satu emiten rumah sakit terbesar di Indonesia dengan jaringan luas di berbagai kota. Fokus utama HEAL adalah menyediakan layanan kesehatan yang terjangkau bagi masyarakat, termasuk pasien Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan segmen swasta. Dengan ekspansi rumah sakit yang agresif dan potensi kenaikan tarif BPJS, apakah saham HEAL masih menarik untuk dikoleksi?
Di bawah ini adalah data analisa terbaru secara fundamental dari Saham HEAL.
Meraih Keuntungan dari Saham HEAL
Hasil 4Q24F meleset dari estimasi konsensus namun secara bertahap tercermin pada harga saham. Pada 4Q24F, HEAL diproyeksikan mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 10% YoY, didukung oleh peningkatan moderat volume pasien dan intensitas pendapatan.
Meskipun perusahaan mengindikasikan pertumbuhan volume pasien rawat inap pada bulan Oktober, pertumbuhan tersebut melambat selama bulan November dan Desember karena liburan musiman. Oleh karena itu, jumlah hari rawat inap diperkirakan mencapai 519 ribu pada 4Q24F, menunjukkan pertumbuhan satu digit yang rendah baik QoQ maupun YoY.
Sementara itu, kunjungan rawat jalan diperkirakan mencapai 2,3 juta pada 4Q24F, datar QoQ karena tingginya basis pada 3Q24 dari pemeriksaan kesehatan Astra, dan sedikit penurunan YoY yang sebelumnya didukung oleh peningkatan kasus ISPA pada 4Q23.
BOR diperkirakan tetap kuat pada 75% pada 4Q24F, bahkan dengan dibukanya Hermina PIK 2 selama periode tersebut. GPM diproyeksikan meningkat 0,6% pt QoQ dan 1,9% pts YoY menjadi 35,9%. Namun, biaya penyusutan kemungkinan akan mempengaruhi profitabilitas, dengan marjin EBIT diperkirakan turun sebesar 4,7% pt QoQ dan 1,0% pt YoY menjadi 9,6% pada 4Q24F.
Meski demikian, EBITDA diperkirakan mencapai Rp450 miliar pada 4Q24F, sesuai dengan konsensus, dengan marjin EBITDA sebesar 28,5%, meningkat baik secara QoQ maupun YoY. Dengan mempertimbangkan faktor tersebut, laba bersih 4Q24F HEAL diproyeksikan sebesar Rp78 miliar (-37% QoQ dan 12% YoY), sehingga laba bersih 2024F menjadi Rp546 miliar (+25% YoY), di bawah konsensus sebesar 94%.
Harga saham HEAL telah turun 21% dari puncaknya pada bulan Januari, di mana diperkirakan akan mengalami penurunan harga lebih lanjut.
Mengincar Pertumbuhan Volume Pasien pada 2025F, Mengantisipasi Lebih Banyak Kontribusi dari Pasien Swasta
HEAL diperkirakan akan mempertahankan pertumbuhan volume pasien pada 2025F, dengan jumlah hari rawat inap dan kunjungan rawat jalan diproyeksikan tumbuh 12% YoY.
Pertumbuhan ini kemungkinan akan didukung oleh pemulihan trafik pasien setelah penyelesaian batasan klaim non-tunai pada 3Q24, di samping rencana ekspansi rumah sakit dan kapasitas. Khususnya, HEAL berencana membuka dua rumah sakit baru di Salatiga dan Bali tahun ini, menambah total 900 tempat tidur - 700 dari fasilitas yang sudah ada dan 200 dari rumah sakit baru.
Siap untuk Ekspansi Marjin EBITDA Lebih Lanjut; HEAL Sebagai Penerima Manfaat Utama dari Kenaikan Tarif KRIS dan BPJS
HEAL siap untuk meningkatkan intensitas pendapatannya pada 2025F, didorong oleh peningkatan ASP, bauran kasus yang menguntungkan, proyeksi kenaikan volume pasien swasta, dan upaya membangun pusat keunggulan (CoE).
Perusahaan telah menaikkan ASP untuk pasien non-BPJS sebesar 5% pada 2025, turun dari 8% pada 2024, dengan tetap mempertahankan ASP BPJS.
Perlu dicatat bahwa HEAL memiliki eksposur tertinggi terhadap pasien JKN di antara perusahaan sejenis, mencakup 57% dari pendapatannya pada 9M24, dibandingkan dengan MIKA sebesar 15% dan SILO sebesar 18%. Hal ini memposisikan perusahaan sebagai penerima manfaat utama dari inisiatif KRIS yang akan dimulai pada Juni 2025.
Mempertahankan BUY 3M/12M dengan Target Harga Rp1.650
Proyeksi NP 2025-26F lebih rendah sebesar 13%-14% dari konsensus karena asumsi depresiasi lebih tinggi. Namun, dengan ekspansi yang sedang berjalan dan prospek pertumbuhan pasien, saham HEAL tetap menarik untuk dikoleksi dalam jangka panjang.
Disclaimer
Artikel ini disediakan hanya untuk tujuan informasi dan edukasi. Informasi yang terkandung dalam artikel ini tidak dimaksudkan sebagai saran investasi, rekomendasi pembelian atau penjualan saham, maupun keputusan keuangan lainnya.
Segala risiko investasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab masing-masing individu. Kami tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau kerusakan yang mungkin timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini.
0Komentar